Saturday, September 21, 2019

Dia yang Anggun

Kenapa kamu begitu anggun, hingga sulit memalingkan pandanganku?

Orang bilang masa-masa SMA adalah masa yang paling sulit dilupakan. Iya benar, karena banyak kesan yang membekas disana. Kenapa? Karena canda, tawa, senang, sedih, susah semuanya kamu alami saat masa ini, saat masa pencarian jati dirimu dimulai, sebelum kamu menginjak dunia perkuliahan dan dunia kerja yang mana kamu hanya bisa percaya pada dirimu sendiri; dan masa SMA adalah (mungkin) terakhir kalinya kamu bisa tertawa lepas bersama teman-temanmu tanpa ada drama di dalamnya, tanpa harus mikirin tugas, kerjaan, pajak, ataupun cicilan motor. Dan masa inilah awal kamu mengenal dunia percintaan yang sesungguhnya, dimana (mungkin pertama kalinya) kamu merasakan rasa suka, naksir, sayang, cinta, iri, cemburu, benci dan ngambek tanpa alasan yang jelas pada temen sekelasmu sendiri, atau temen kelas sebelah.

Seperti kata pepatah, rumput tetangga emang lebih menggoda

Kalau ditanya apa yg membuatku berkesan selama SMA, maka kujawab dengan menceritakan tentang seseorang yang (katakanlah) membuatku bersemangat sekolah pada waktu itu. Dia adalah seorang gadis, sebut saja si A, yang manis dan petakilan (cuman perasaanku aja apa emang aku suka yang manis-manis ya, entah kenapa, mungkin karena selera). Awal aku mengenalnya ketika kelas XI (kelas 2 SMA), waktu ditunjuk oleh sekolah menjadi perwakilan olimpiade ekonomi tingkat kabupaten; ada 3 perwakilan si N dari kelas IPS 1, si A dari kelas IPS 2, dan aku dari kelas IPS 3 (oiya, aku anak IPS ya. lha kenapa pilih IPS? Karena IPS adalah jalan ninjaku :v)

Jangan diliatin terus, nanti kena diabetes loh :v

Awal bertemu biasa saja, lama-kelamaan jadi deket dan akhirnya berakhir dengan hubungan kakak-adek; karena si A lebih milih temenku, kemudian mereka pacaran (temen bangs*t emang). Jangan dibayangin, sedih pokoknya (lagian itu kan haknya si A, bebas nentuin siapa aja yg mau jadi gandengannya; aku mah apa atuh cuman remahan roti kong ghuan :') ). Ya udah lah ya, mending mundur aja cari yang lain, bunga bukan cuman setangkai kok; yang lain masih banyak. 

Awalnya asing, berakhir dengan asing pula.

Udah move on belum? Udah dong. Move on adalah saat kamu sudah tidak lagi stalking dia, dan mampu menerima kebodohanmu sendiri. Aku dulu bodoh banget ya, mau jadi betadinezone. Iya betadinezone, orang yang selalu ada disaat dia sedang sedih maupun sakit hati. Mari mengenang kebodohanku dimasa itu: 
1. Rela terlambat pulang kerumah, demi nungguin dia biar bisa pulang bareng.
2. Rela minjemin buku catatan ataupun buku pelajaran yang mana soal-soal didalamnya sudah kukerjakan, biar dia contek.
3. Nerima sifat petakilan / sifat kekanak-kanakannya, yang mana temen-temen disebelahnya risih. Misalnya waktu pulang sekolah gerimis, trus dia main hujan-hujan sendirian sambil menikmati suasananya; kubilang "gapapa, dia adekku".
4.  Pernah duduk berdua didepan kelas, trus ga tau kenapa dia tiba-tiba meneteskan air mata, dan yang aku lakuin cuman diam sembari menghapus air matanya itu. Sebelumnya aku pernah tanya, apa yang harus dilakukan oleh cowok ketika sedang berduaan dengan cewek dan tiba-tiba si cewek ini nangis, dan dia jawab "diem aja, cewek cuman butuh ditemenin kok".
5. Aku yang berjuang, dia yang pasif. Aku sering kirim SMS (karena lagi jamannya SMSan) baik itu ucapan selamat pagi, nanya kabar, kirim kata-kata ataupun sajak buatan sendiri; dan dia tidak pernah membalasnya. Baru aku sadar ternyata nomorku sengaja tidak dia simpan (mungkin lagi PDKT sama si bangs*t itu kali ya)

jodoh orang tetaplah jodoh orang

selamat menempuh hidup baru
untukmu yang jauh disana
dia yang jauh dimata juga dihati :')

No comments:

Post a Comment